Shafiyah binti Huyay

Bismillah, Alhamdulillahiladzi bini’matihi tatimush-shalihat. Assalamu’alaykum wr.wb Good Readers. ketemu lagi nih. Semoga Allah senantiasa memberi limpahan keberkahan dan kesehatan, ya.


Kali ini kita akan bahas salah satu Ummahatul Mu’minin yang keyword spesial dari Rasulullah saw adalah “Engkau itu keturunan Nabi, pamanmu adalah Nabi dan kini suami mu juga seorang Nabi”. Wah masyaaAllah banget kan. Yap, beliau lah Shafiyah Binti Huyay.


Waktu itu pernah kita singgung sedikit di postingan sebelumnya berjudul “Dia Lelaki Sempurna yang Terjaga dari Dosa” terkait testimoni tentang Rasulullah saw. Nah beliau ini lah orangnya. Wanita cantik, bangsawan, keturunan para Nabi dari Bani Israil, taat kepada Allah dalam keislamannya dan sangat baik hatinya.


Secara Nasab beliau itu sampai ke garis keturunan Nabi Harun ‘alaihissalam. Kalau di bedah, Sayyidah Shafiyyah itu putri dari Pemimpin besar Yahudi Bani Nadhir dan Bani Quraizhah, Huyay Bin Akhtab Bin Sya’ah, keturunan Al-Lawi Bin Israil a.s., Bin Ishaq a.s., Bin Ibrahim a.s. Nah sampai kan ke garis keturunan Nabi Ibrahim a.s., makanya Rasulullah bilang gitu.


Meski Bapaknya, Huyay Bin Akhtab masih keturunan Nabi, tapi dia sangat memusuhi Rasulullah saw. Jahat banget. Dendam kesumet. Pokonya ngga rela kalau Nabi terakhir penyempurna risalah ini bukan dateng dari kalangan Bani Israil, tapi dari garis Nabi Ismail a.s., dan hidup sebagai bangsa Arab dengan kesukuan terbaiknya.


Dia mengingkari apa yang dirisalahkan oleh Nabi Musa a.s., dalam Taurat, memusuhi dan mengajak orang memusuhi dengan konspirasi kelas teri nya, hingga sebelum dieksekusi mati pun masih berani bersumpah tetap memusuhi Rasulullah dan tidak ridho pakaiannya maupun hartanya secuilpun diambil oleh Muslimin. Hal tersebut menyebabkan Huyay mencabik baju yang dikenakannya.


Brur-sist fillah bisa baca kisah tentang pasukan Ahzab dalam perang Khandaq dan Perang Khaibar sebagai referensi tambahan tentang bagaimana kejinya dan intrik yang dilancarkan oleh orang-orang Yahudi kepada Rasulullah saw.


Singkat cerita, Huyay Bin Akhtab tidak terima dengan kenabian Rasulullah lalu terakumulasi dengan dendam akibat yang dialami Bani Qainuqa’ dan pengusiran Bani Nadhir. Adanya tragedi Raji dan Bi’r Maunah seolah menjadi angin segar yang menyemangati Yahudi menyakiti Rasulullah.


Mulailah Huyay menghasut Bani Quraizhah, padahal mereka terikat janji damai dengan Rasulullah. Setelah pengepungan ±25 malam, tembok tiga lapis Bani Quraizhah berhasil dibobol. Tidak tanggung, di dalamnya ditemukan berbagai macam senjata perang yang digunakan untuk menghabisi muslimin. Terkumpul sebanyak 1.500 buah pedang, 2.000 tombak, 300 baju besi, 500 perisai dan tameng kulit.


Hukuman pun dijatuhkan atas pengkhianatan dan kejahatan perang Bani Quraizhah. Sa’ad bin Muadz yang merupakan sekutu dan orang terpercaya bagi mereka dimintai pendapat terkait Qishash saudara-saudara politiknya. Diputuskanlah hukuman pancung bagi seluruh laki-laki dewasa, tawanan bagi perempuan dan anak-anak, serta hartanya dibagikan kepada muslimin. Rasulullah sepakat dengan Sa’ad dan berkata bahwa putusan ini terilhami dari langit ke tujuh.


Demikianlah cara Allah menghukum orang-orang yang memusuhi Nabi, membunuh Nabi sebelum-sebelumnya yang tidak mereka sukai atau tidak sesuai dengan kehendak mereka dan mengimani sebagian lalu mengingkari sebagian ayat yang telah Allah turunkan. Di dalam kumpulan orang-orang yang dieksekusi mati terdapat Huyay bin Akhtab ayah dari Sayyidah Shafiyah, Suaminya yang bernama Kinanah bin Abu Haqiq, bersama 600-700 Bani Quraizhah lainnya.


Setelah ditawan, Sayyidah Shafiyyah masuk ke bagiannya Dihyah. Lalu Rasulullah saw menukar Shafiyyah dengan 7 orang lain kepada Dhihyah. Rasulullah saw memerdekakan Sayyidah Shafiyyah dan menjadikan kemerdekaannya sebagai mahar.


Sesaat sebelum menikah, Sayyidah Shafiyyah dirias oleh Ummu Sulaim ibunya Anas bin Malik maula Rasulullah saw. lalu Rasulullah mengundang sahabat dalam syukuran pernikahannya dengan jamuan kurma, mentega dan keju.


Sepulang dari Khaibar saat diperjalanan unta Rasulullah dan Sayyidah Shafiyyah terjerembab. Beliau pun jatuh. Namun ada sweet moment nih guys. Dari riwayat dan kajian lain disebutkan bahwa secara perawakan, Sayyidah Shafiyah itu orangnya tidak tinggi. Maka ketika menaiki unta, Rasulullah menjadikan lututnya sebagai pijakan Sayyidah Shafiyyah, lalu memboncengnya sampai Madinah.


Sesampai di Madinah Rasulullah tidak merumahkan Shafiyyah di komplek isteri-isteri beliau lainnya. Sayyidah Shafiyyah di tempatkan di rumah Haritsah bin Nu’man Al-Anshari dan juga di tempat Usamah bin Zaid. Banyak perempuan Madinah yang silaturrahim dan memuji kecantikan paras Sayyidah Shafiyyah.


Namun sebagian Isteri Nabi juga ada yang tidak suka karena mengingat bahwa kaum Sayyidah Shafiyyah adalah orang-orang yang sangat keji kepada Nabi maupun muslimin. Sayyidah Shafiyyah sempat sedih atas perlakuan tersebut, namun Nabi menasihati dan tak jarang ambil sikap menghukum isteri beliau yang menyakiti Sayyidah Shafiyyah.


Sampai di sini, kita coba sikapi dulu ya... namanya perempuan, meski beliau-beliau Radiallahu ta’ala ‘anhuma merupakan isteri Nabi saw, namun sangat wajar ada rasa cemburu atau rasa sakit karena melihat Nabi dimusuhi bahkan dijahati dengan kejam oleh oknum Yahudi, makanya masih terasa. Apalagi mengetahui bahwa Nabi saw menikahi anak dari orang yang sangat memusuhinya.


Akan tetapi Nabi saw tidak menikahi satu perempuanpun, kecuali Allah yang memerintahkan dan pada dirinya terdapat kebaikan secara personal maupun untuk kaumnya.


Pernah Sayyidah Hafshah menyebut Shafiyyah si putri Yahudi, sehingga membuatnya menangis, lalu Rasulullah menegur Hafshah dan menjelaskan bagaimana kedudukan Shafiyyah secara nasab (ini agar Hafshah tidak jatuh pada dosa menghina nabi-nabi yang merupakan paman maupun kakek dari Shafiyyah).


Pernah juga Sayyidah Aisyah menyebut bahwa Shafiyyah itu pendek, sehingga Nabi saw menegurnya dan menjelaskan bahwa perkataan yang demikian kalau diibaratkan keburukannya, dapat mencemari laut yang luas.


Demikian halnya dengan Sayyidah Zainab binti Jahsy yang ngegas ketika Rasulullah memintanya yang memiliki unta tunggangan banyak agar meminjami Shafiyyah, sehingga Rasulullah mendiaminya beberapa bulan sampai Sayyidah Zainab menyadari kesalahannya dan bertaubat kepada Allah.


Jadi poinnya yang harus kita ambil adalah mereka saja yang keimanan dan surganya terjamin masih tampak kemanusiawiannya, lah apalagi kita yang iman aja naik turunnya ga stabil, surga belum kejamin dan penyakit hati masih mondar-mandir, kan ? itu sebagai bukti juga kalau ngga ada yang sempurna kecuali Allah dan kita ga boleh terlalu mengagungkan manusia biasa lainnya melebihi Rasulullah saw.


Hati-hati sih jatuhnya. Jangan membenci orang berlebihan karena bisa jadi suatu saat kita mencintainya. Jangan juga mencintai orang berlebihan karena bisa jadi suatu saat kita membencinya. Kalau kata pujangga cinta dan benci bedanya itu cuma setipis kertas... hmmm bener ? haha terserah gimana pendapat brur-sist deh.


Sama kaya Sayyidah Shafiyyah pas masih di kaum Yahudinya. Dulu setelah menceritakan mimpi tentang jatuhnya bulan ke pangkuan atau ke dalam kamar beliau kepada suaminya, sontak Kinanah yang tahu ta’wil mimpi karena profesinya yang merupakan agamawan dan pujangga papan atas Yahudi memukul Sayyidah Shafiyyah hingga berbekas memar di antara kedua mata Sayyidah Shafiyyah dan meneriakkan apakah Shafiyyah mengharapkan lelaki yang disebut sebagai Raja Arab (Rasulullah saw) dengan nada yang sangat kesal.


Sayyidah Shafiyyah yang ketika itu tidak mengenal Rasulullah dan menerima perlakuan yang dirasanya tidak adil menjadi benci kepada Rasulullah (padahal belum kenal), ditambah adanya eksekusi besar-besaran kepada Bani Quraizhah yang merupakan keluarga Sayyidah Shafiyyah sehingga menjadikannya seorang diri. Nah semakin menjadi-jadi saja kebencian Sayyidah Shafiyyah kepada Rasulullah.


Namun dengan tutur lembut dan tulus, pertemuan yang sangat membekas di hati Sayyidah Shafiyyah membuatnya lupa akan kebenciannya. Justru rasa itu beralih menjadi suka dan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka ini lah sebaik-baik kecintaan.


Sayyidah Shafiyyah setelah berislam banyak belajar dari Rasulullah dan menirui bagaimana perilaku maupun akhlak beliau kepada masyarakat. Ketika ada asisten rumah tangganya yang mengadu bahwa Sayyidah Shafiyyah masih menyukai hari Sabtu dan berinteraksi dengan Yahudi, maka Sayyidah Shafiyyah bisa memaafkannya, justru membebaskannya.


Lalu tahu bagaimana menyikapinya. Yaitu dengan mengklarifikasi berita-berita tersebut. Bahwa betul dia menyukai hari Sabtu, namun Allah sudah menggantikannya dengan hari yang lebih agung, yaitu Jumat. Bahwa betul dia masih berinteraksi dengan Yahudi, namun itu adalah salah satu diantara kerbatnya.


Ketika Rasulullah sakit Sayyidah Shafiyyah sangat sedih dan ketika Rasulullah meninggal beliau benar-benar merasa kehilangan. Namun keimanannya tetap menjaga Sayyidah Shafiyyah dan membuktikan bahwa ketaatannya karena Allah sehingga ia tetap rajin beribadah dan berdakwah ke lingkungannya.


Sayyidah Shafiyyah hidup hingga setelah kepemimpinan Khulafaur-Rasyidin. Kebaikannya semakin tampak dalam tragedi yang menimpa Dzun Nurain Utsman bin Affan. Sayyidah Shafiyyah melaknat orang-orang yang melakukan ketidakadilan dan memboikot segala hal kepada Utsman. Lalu dia membantu menyediakan keperluan dan makanan bagi Utsman bin Affan. Sayyidah Shafiyyah meninggal dunia pada tahun 50 Hijriah.


MaasyaaAllah, kita sudah mendalami satu kisah lagi tentang Ummul Mu’minin kita yang sangat harum keimanannya, lembut hatinya dan kokoh karakternya. Semua itu didapatkan karena beliau semakin mendekat pada sumber keharuman dan merapat pada pusat kemuliaan. Maka jika kita ingin meneladaninya ikutilah jejak-jejak kemuliaan tersebut yang sudah terbukti.


Barakallahulii wa lakum, semoga yang baik bisa diserap dan dijadikan pelajaran. Adapun kekurangan maupun kekhilafan sepenuhnya karena faqirnya diri ini. Al-Haq min rabbikum, fala takunanna minal mumtarin. Kebenaran itu datangnya dari Allah, maka janganlah kita menjadi orang yang ragu.


Terima kasih, jazakumullah khairan katsiran Good Readers sudah membaca sampai akhir. See you next week insyaa Allah. Kalau ada koreksi dan masukan boleh banget ya tulis di kolom komentar atau kontak saya secara pribadi. Wassalamu’alaykum wr.wb.


Salam,

Nadya

Komentar