Zainab Binti Jahsy


Bismillah, Segala Puji bagi Rabb Semesta, Pemilik Gugus Langit, Hamparan Bumi dan Semua yang meliputinya. Assalamu’alaykum Wr.Wb Good Readers. Welcomeback to my page! 😊 Semoga keberkahan waktu dan ilmu selalu menyertaimu ya.


Kali ini kita masuk ke serinya Ummul Mu’minin yang sangat cantik, punya keahlian khusus, bekerja untuk memiliki penghasilan dan semuanya disedekahkan. Hmm.. sanggup ? Bayangin dulu. Sebulan banting tulang, pergi gelap pulang gelap, tanggal muda pas dapet gaji langsung disedekahin. Kurang lebih gitu hobinya Umi kita yang satu ini. Spesialisasi beliau itu embuat fashion model atau fashion product dari kulit dan tikar, abis itu dijual dan hasilnya sedekahin.


Jadi bekerjanya beliau itu bukan untuk nimbun kekayaan dunia, bukan karena desakan kebutuhan pribadi saja, tapi sebagai aktualisasi diri, memanfaatkan waktu dan bermanfaat bagi orang yang membutuhkan rezeki tersebut. Keren ga nih.


Secara nasab atau garis keturunan, beliau ini masuk ke bangsawannya Makkah, that’s why kerjanya beliau itu bukan lagi untuk tujuan kekayaan. Udah kaya brur-sis, hehe. Tapi inget, kaya bukan Cuma dalam harta saja. Bisa juga untuk hati dan jiwa. Allah memberi rezeki dan melapangkan bagi siapa yang Dia Kehendaki. Sepakat ya.


Masih secara nasab, beliau ini salah satu ahlul bait atau keluarga dari Rasulullah saw loh. Ibunya,  Umaimah adalah anak dari kakek Rasulullah, yang berarti Ibunya Sayyidah Zainab adalah bibi Rasulullah saw dan Sayyidah Zainab bagi rasulullah termasuk sepupunya. Sekaligus, sepupu Ali bin Abi Thalib, keponakan Abbas dan Hamzah. MaasyaaAllah.


Ada beberapa testimoni dari Ummul Mu’minin yang menggambarkan diri dan akhlak maupun kebaikan Sayyidah Zainab. Diantaranya ini nih:


“Zainab dikagumi Rasulullah saw. Zainab banyak belajar dari Rasulullah. Zainab adalah wanita solihah, ahli puasa dan shalat malam” – Ummu Salamah


“Semoga Allah merahmati Zainab. Di dunia ia meraih kemuliaan puncak yang tak tertandingi oleh kemuliaan apapun. Allah yang menikahkannya (kepada Zaid bin Haritsah dan Rasulullah saw), Al-Qur’an membicarakannya dan Rasulullah saw bersabda kepada kami ‘yang paling cepat menyusulku di antara kalian adalah yang paling panjang tangannya’ dan dia adalah isteri beliau di surga”- Aisyah binti Abu Bakar.


Zainab itu lahir 33 tahun sebelum kenabian, yang berarti selisih 7 tahun sama Rasulullah saw. beliau lahir di Makkah, ikut hijrah juga bareng bani Jahsy bareng saudaranya pas Quraisy banyak melakukan penyiksaan di awal masa Islam. Orangnya cantik banget, golongan bangsawan Quraisy, secara karakter kalem, cepet marah tapi cepet juga ilangnya 😜, ahli sedekah, puasa, solat malem dan selalu terhubung hatinya sama Allah.


Yuk simak beberapa fakta menarik dari Umi kita, Sayyidah Zainab binti Jahsy...


Menolak Pinangan Rasulullah untuk Maula-nya, Zaid bin Haritsah

Rasulullah itu punya anak angkat. Inget pas kita di seri ceritanya Umi kita yang pertama, Sayyidah Khadijah Al-Kubra ? yang Rasulullah sangat mencintainya dan diapun mencintai Rasulullah. Sayyidah Khadijahpun mencintainya karena Rasulullah mencintainya. Terus pas bapak kandungnya menjemput minta dia balik ke kaumnya, bahkan dia lebih memilih menjadi anak dan Maula (pembantu) dari Rasulullah saw, yap dialah Zaid bin Haritsah.


Oke, posisinya anak angkat dan maula (pembantu) kan ya. Beda banget sama zainab yang dari lahir udah jadi bangsawan Makkah. Tapi Rasulullah atas perintah Allah mau matahin tradisi jahiliyah sekaligus membawa HAM yang sebenarnya. Eh maksudnya ?


Iya, pernah denger kalau manusia itu semuanya setara. Sama kedudukannya, kecuali takwa yang membedakan kedudukannya di sisi Allah. Intinya semua manusia itu sama. Gaada lagi kelas budak, majikan, strata sosial dan lainnya. Nah ini konsep besar yang Islam bawa dan Rasulullah ajarkan.


Untuk membawa konsep ini, rasulullah perlu mempraktikkannya langsung. Akhirnya Allah memberi petunjuk agar Rasulullah memilih Zainab dan menikahkannya dengan Zaid. Dateng lah tuh Rasulullullah ke rumah Zainab. Seneng banget Sayyidah Zainab. Apalagi pas denger kata-kata mau ngelamar. Hehe. Secara gitukan, dilamar Rasulullah, jadi Ummul Mu’minin. Perempuan mana yang ga mau.


Tapi ternyata, bukan untuk jadi isteri Rasulullah gais. Lebih tepatnya untuk anak angkat beliau, Zaid. Seketika Zainab kecewa. Ga mau. Langsung saat itu juga ditolak wkwk. Rasulullah tetep memaksa. Namun Zainab masih ngasih alesan dan katanya mau mikir-mikir, mau mempertimbangin dulu. Keukeuh ngga mau gitu.


Sampe akhirnya Allah nurunin Ayat yang bunyinya, ngga patut bagi manusia saat Allah dan Rasulullah sudah memberi ketetapan lalu dia menolak. Karena tau itu Allah yang nyuruh, ga mikir lagi, Sayyidah Zainab menerima Zaid untuk dinikahkan dengannya. MaasyaaAllah. Karena Allah banget ini pilihannya. Menikahlah Zainab dan Zaid.

 

Bercerai Setelah Satu Tahun Menikah

Nah, udah kan Sayyidah Zainab dan Zaid menikah. karena beberapa perbedaan karakter, tiap hari berantem, marah, ngambek untuk suatu alasan, pokonya ngga adem rumah tangganya. Akhirnya baru kurang lebih setahun mereka bercerai.


Setiap kali berantem Zaid curhat sama Rasulullah. Dinasihatin dan intinya Rasul minta Zaid pertahanin Zainab. Beberapa kali terjadi dan suatu hari Allah mengilhamkan agar Rasulullah menikahi Zainab. Ngga lama Zaid dateng curhat tuh. Abis berantem lah dan lainnya. Rasulullah masih sama nasihatnya. “Dah Zaid pertahanin aja Zainab, sabar dalam berumah tangga.”


Padahal Rasulullah sudah tau kalau Allah akan menikahkan beliau dengan Zainab. Tapi karena ngga enakan dan malu, beliau menyembunyikannya. Apa kata orang dan gimana perasaannya Zaid, yang selama ini curhat abis berantem ke Bapak angkatnya, eh mau dinikahin oleh beliau kan isterinya Zaid. Makanya ini berat untuk Rasulullah, padahal perintah Allah.


Padahal juga memang ngga ada aturan ngga boleh menikahi isteri dari anak angkat. Kan ngga ada hubungan darah. Allah mau menegaskan dan mau menghapuskan tradisi jahiliyah ini. Sampe akhirnya turun ayat yang menyingkap rasa “ngga enakan” Rasulullah ke Zaid.


Namanya orang-orang yang bertakwa kan, jadi apapun itu selama perintah Allah, pasti di jalankan. Allah memberi tahu kita bahwa Rasulullah pernah juga ngga enakan sampe menyembunyikan ayat Allah karena kondisinya seperti ini dan beliau malu. Akhirnya bercerailah Zainab dan Zaid.


Poin tambahannya, di dalam Islam diperbolehkan untuk bercerai sebagai jalan keluar. Meski Allah tidak menyukainya. Tapi daripada sama-sama dzholim atau bahkan saling mendzholimi dan tujuan utama pernikahan atau keberkahan dari pernikahan itu sendiri tidak tercapai, jadi ambil pilihan terbaik untuk keduanya. Allah itu paling tahu makhluknya dan Allah paling adil dalam segala urusan. Tabarakallah.

 

Zainab Menikah dengan Mantan Bapak Mertua Angkatnya

Setelah bercerai dengan Zaid bin Haritsah dan selesai masa iddahnya, Rasulullah menitip pesan pada Zaid untuk menyampaikan pinangannya pada Zainab. πŸ˜πŸ˜‚ waduh, kalau ngga beriman yang begini susah ga sih. Karena Allah doang memang.


Dari penuturan Zaid yang udah tau kalau Zainab adalah kandidat Ummul Mu’minin, saat mau nyampein pesen Rasulullah itu Zaid udah ngga berani melihat Zainab. Akhirnya Zaid menyampaikan pesan tersebut dengan membelakangi Zainab. Setelah solat istikhoroh, Zainab menjawab dan menerima pinangan Rasulullah. Menikahlah Rasulullah dengan Zainab. Peristiwa ini pastinya jadi bahan cibiran masyarakat pada masanya. Tapi sekali lagi Allah akan menghapuskan segala tradisi “jahil” sampai yang “haq” saja yang tersisa.


Zainab punya kedudukan tersendiri di hati Nabi. Beberapa kali ayat Allah turun berkenaan dengan Zainab. Salah satunya adalah ayat hijab. Zainab senang bisa menikah dengan nabi karena kemuliaan dan keutamaan yang ada pada diri beliau. Zainab juga membanggakan tiga hal dari hubungannya dengan Rasulullah saw yang tidak dimiliki oleh isteri beliau yang lain, yaitu kakek Sayyidah Zainab dan kakek Rasulullah saw sama (Abdul Muthalib), Allah menikahkan Rasulullah dan Sayyidah Zainab di langit dan perantaranya adalah Jibril.


Sayyidah Zainab juga disukai oleh Sayyidah Aisyah, ketika hadits ifki dan fitnah yang besar merundung Sayyidah Aisyah, Nabi menguji Sayyidah Zainab dengan menanyai pendapatnya tentang peristiwa tersebut (tuduhan orang munafik bahwa Sayyidah Aisyah selingkuh dengan Shafwan, naudzubillah). Sayyidah Zainab berkata “Aku jaga pendengaran dan pengelihatanku. Demi Allah yang aku ketahui hanya yang baik-baik”.


MasyaaAllah, gitu tuh Sistur. Yuk kita contoh bagaimana akhlak dan sikap menjaganya Sayyidah Zainab. Dari jawaban beliau itu Rasulullah makin kagum sama Zainab, pun Aisyah jadi “melting” dengernya sampai men-sejajar-kan posisi beliau dengan Sayyidah Zainab di hati Nabi wkkw padahal tau sendiri kan bagaimana “cemburu” nya Umi kita yang satu ini. Tapi ada special ticket untuk Sayyidah Zainab.

 

Bekerja untuk Sedekah

Well, Sayyidah Zainab itu punya special skill gais. Beliau jago menjahit, bisa mendisain dari bahan kain atau kulit untuk dibuat produk tertentu gitu. Sering dibilang menyamak kulit dan kain. Ini lebih kaya hobi mungkin ya. Bisa juga dibilang kerjaan tetapnya Sayyidah Zainab. Kebiasaan beliau ini berlanjut sampai setelah menikah dengan Rasulullah. Tapi yang membuat jadi luar biasa adalah, hasil dari penjualan barang-barang yang Sayyidah Zainab produksi itu full disedekahkan. MaasyaaAllah.


Coba, abis kerja sebulan, lembur, cape, eh abis gajian semuanya disedekahin. Sanggup ? πŸ˜‚πŸ˜‚ atau abis jualan, modal udah balik, untung lagi tinggi-tingginya nih, terus sedekahin deh. Sanggup ? πŸ˜‚πŸ˜‚ beginilah kebiasaan kerennnya Sayyidah Zainab. Silahkeun dicontoh, semampunya saja πŸ˜‰


Selalu Siap dengan Kematian, Menyiapkan Sendiri Kafannya dan Menyedekahkannya

Sepeninggal Rasulullah, pernah pas Ummar ngebagi-bagiin jatah bulanan Isteri-isteri Nabi, salah satunya ke Sayyidah Zainab, semua dirham yang dikasih (sewadah besar penuh) semuanya dibagiin ke saudara dan orang miskin. Umar yang tau berita ini akhirnya ngirim lagi, kali ini dianter sendiri πŸ˜‚ untuk mastiin. Disebutkan jumlahnya sampe 1.000 dirham. Tapi tetep aja disedekahin semuanya sama Sayyidah Zainab. Beliau tidak meninggalkan kekayaan dan harta sedikitpun di dunia.


Karena beliau tau, dunia sementara, kesenengannya juga fana. Beliau memilih yang kekal. Beliau tau bahwa sedekah itu kendaraan terbaik dan sebaik-baik bekal dalam kehidupan. Sampai diceritakan bahwa Sayyidah Zainab adalah orang yang selalu siap dengan kematian. Beliau senang, karena tahu bahwa kematian itu yang akan mengantarnya menemui Rabb semesta.


Sayyidah Zainab meninggal pada tahun 20 Hijriah saat kepemimpinan Khulafatur-Rasyidin Ummar Al-Khaththab dan dimakamkan di Baqi’.


Beliau menyimpan sendiri kain kafan yang akan digunakannya kelak. Meski tahu bahwa Umar akan memberikan kain kafan juga. namun beliau berpesan bahwa salah satu kain kafannya nanti disedekahkan saja. Pun dengan kain sarung yang digunakan untuk menutupi dirinya saat jenazah beliau sudah dikebumikan. Itu juga disedekahkan. Maasyaa Allah.


Banyak sekali ya pelajaran dan hikmah yang bisa kita dapat dari sepenggal kisah Umi kita yang satu ini. Semoga kita dapat meneladani kebaikan, kesoliha-an dan kedekatannya dengan Allah, Rabb semesta Alam. Tabarakallah. Rahimahullahu Ta’ala ‘anha.


Terima kasih sudah membaca sampai akhir Good Readers. Kalau ada koreksi, kritik dan saran boleh banget disampaikan di kolom komentar atau chat personal. Semoga Allah selalu menjaga kita ya, stay safe and health. See you on the next series dear 😍 Wassalamu’alaykum wr.wb.

Salam,

Nadya


Komentar