‘Aisyah Binti Abu Bakar

Bismillah, Assalamu’alaykum Good Readers.

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Puji Syukur kepada Allah untuk segala nikmat yang sudah kita rasakan sampai detik ini, detik sebelumnya, bahkan detik-detik kedepannya. Baik sekali ya Allah itu. Selamat datang tahun 2021, banyak mimpi dan harapan yang akan dituju. Semoga membawa berkah dan jalan kita dipermudah, Allahumma aamiin.


Ketemu lagi nih. Kemarin kita sudah bahas Sayyidah Saudah binti Zam’ah dan seperti yang disinggung pekan lalu, kali ini kita bahas Sayyidah ‘Aisyah dengan segala ke-masyaaAllahannya, ke-unikannya, kelebihannya, kebaikannya dan ga luput juga ke-uwuannya...


Tapi ada segelintir orang yang berusaha membenci sosok Ibu kita yang satu ini lengkap bareng bapaknya, bahkan keluarganya. Tapi tahukah kita seberapa banyak pengorbanan orang-orang luar biasa ini untuk Allah dan dakwah ? Tahukah kita seberapa besar cinta Nabi kepada isteri dan mertuanya ? pernahkah disebutkan bahwa amal kita jika ditimbang lebih berat dari seluruh amal manusia sampai akhir zaman ? apa kita sudah dijamin surga ? pernah bertemu Nabi ? pernah dapet salam dari Allah dan Jibril ? pernah puasa seumur hidup kecuali hari-hari yang diharamkan berpuasa ? pernah tiga kali bulan sabit selama dua bulan ga masak, ga makan, kecuali aswaddan (kurma dan air) ? tidak sebegininya kan ?


So, temen-temen, kakak-kakak, ncang, ncing, nyak, babe, brotha, sistha fillah ku yang sangat baik hatinya, jangan sampai membenci sesuatu yang bahkan Allah dan Rasulnya saja cintai. Bukankah mengikuti tertawanya Rasulullah saja membawa keberkahan tersendiri ? apalagi mencintai apa yang beliau saw cintai. Yoi kan ? nice! 😊


Oke sudah segelombang frekuensi dikit, kita mulai masuk ke cerita sosok luar biasa, panutan muslimah dan manusia sejagat raya dengan segala dinamika dan kelucuan khas ibu kita tanpa mengesampingkan hikmah dan berkah yang mengundang dalam setiap momen yang ada. Tidak selalu menyenangkan memang, tapi tiada hak kita menghakimi setiap peristiwa yang telah terjadi dengan pertimbangan sendiri yang tidak terjamin keobjektivannya dari segala sisi.


'Aisyah putri Abu Bakar, beliau berjuluk Ash-Shidiqoh putri Ash-Shidiq (Perempuan jujur anaknya Laki-laki jujur), sangat cerdas, pengetahuannya luas, menguasai sejarah peradaban jazirah Arab dan Islam, Ilmu Fiqih, Ilmu ekonomi dengan spesialisasi harta waris, Ilmu kedokteran dengan keahliannya dalam pengobatan, Ahli bahasa dengan penguasaan syairnya, salah satu perawi hadits terbanyak. Disebutkan bahwa seperempat syariat diriwayatkan olehnya. Bahkan ada yang menyampaikan “andai ilmu 'Aisyah disatukan dengan ilmu seluruh perempuan, tentu ilmu 'Aisyah lebih baik”. Beliau juga sering menderma dengan banyak harta, atau ketika hanya punya tiga butir kurma. Maasyaa Allah, terbayang ? itulah bunda kita Aisyah binti Abu Bakar.


Dijelaskan dari penampilan, Aisyah sangat cantik, putih kulitnya dan memiliki panggilan kesayangan dari Nabi Humairah atau yang pipinya kemerah-merahan. Ga pakai blush on nih sis. Beliau juga hanya mengiasi dirinya dengan air wudhu tanpa skin care hehe. Meski gapapa juga sih mau treatment dan mempercantik diri untuk diri sendiri atau suami. Yang penting tidak berlebihan. Karena yang terlihat dari fisik toh akan ditimbun tanah ketika mati. Prioritas yang kekal ya, 5 sebelum 5 dan 3 yang tidak terputus walau maut menjemput. Yap ini pendahuluannya sajaa.

Yuk simak fakta-fakta dan kisahnya lebih dalam

 

Tumbuh di Lingkungan Islami

Ketika lahir, 'Aisyah sudah dalam lingkungan Islami. Ayah-ibunya (Abu Bakar dan Ummu Rumman) sudah berislam, menjadi orang-orang yang awal dan bersegera masuk Islam, serta tergolong sebagai sahabat pilihan. Nabi mencintai Abu Bakar setelah 'Aisyah. Allah memberkahi keluarga Abu Bakar dan memberikan nikmat besar dengan keislaman seluruh keluarganya.


Abu Bakar adalah orang kaya Makkah, tinggal di kompleks atau cluster elit, beliau setelah berislam ngajak tetangga-tetangganya dari kalangan orang kaya juga masuk islam loh. Dari seruan beliau masuklah Utsman bin Affan, Abdurrahman bin ‘Auf dan Sa’d bin Abi Waqash. Gaperlu dipertanyakan lagi gimana kekayaan mereka. kebayang nyedekahin 70.000 kuda beserta perbekalannya ? kebayang beli sumur dari jaman baheula sampe sekarang yang masih digunakan umat manusia ? itu secuil sedekah sahabat Nabi untuk Allah dan Rasul-Nya. Sahabat itu sifatnya mirip, katanya ya ? nah jadi memang kurang lebih beginilah salah satu sifat geng dekat atau inner cycle nya Nabi.


Aisyah menikah dengan sahabat bapaknya, orang yang paling mulia, panutan sepanjang masa diusianya yang masih muda. Tujuh atau sembilan tahun. Namun tidak langsung tinggal serumah. Tiga tahun setelah pernikahan dan hijrah, barulah Aisyah menemani Rasulullah saw berumah tangga. Eh tapi jangan disamakan ya antara sahabat bapaknya Sayyidah Aisyah dengan sahabat bapak kita wkwk. Beda jauh soalnya.


Karena lagi hype drakor gitu, coba bayangin ahjussi (paman) yang tetap mempesona diusianya yang tak muda. Atau aktor eropa yang makin dewasa makin luar biasa. Mereka semua mah lewat sama Nabi kita, Muhammad saw. Jadi arah dan konsepnya kesana ya gais. Haha.


Sebelum tinggal bersama Nabi, Sayyidah ‘Aisyah menyelami kehidupan luar biasa bersama Abu Bakar yang terjamin surganya, sangat besar amalnya. Bahkan amal manusia sampai akhir zaman kalau dibandingkan dengan amalnya Abu Bakar lebih berat amal Abu Bakar. MaasyaaAllah.


Abu bakar hobi membebaskan budak, memberikan semua harta dunianya dan ketika ditanya apa yang ditinggalkan untuk keluarganya, beliau menjawab Allah dan Rasul-Nya. MaasyaaAllah. Seperti inilah sosok yang tiap hari dilihat ‘Aisyah. Maka tidak jauh didikannya juga, bahkan lebih luas dan lebih dalam.


Setelah menikah, rumah Sayyidah ‘Aisyah sangat dekat atau bersebelahan dengan Masjid Nabawi. Sampai terdengar dari biliknya sabda Rasulullah, permasalahan dan solusi yang dipecahkan untuk sahabat Rasulullah dan utusan-utusan luar negeri yang menemui Rasulullah, sehingga Ibu kita ini sangat update berita kekinian, putusan terbaru dari Allah dan Rasul-Nya, lebih fasih kebahasaannya dan lebih pandai secara keilmuan, ditambah disiplin ilmu yang dikuasai juga sangat beragam. Semua itu adalah keberkahan yang Allah berikan kepada Sayyidah ‘Aisyah dan keluarga Abu Bakar.


Perbedaan Usia Tidak Menghalangi Karakter Aisyah dan Pahamnya Nabi Terhadap Sifat Sang Isteri

Aisyah senang bermain boneka, pernah di rumahnya ditaruh seekor kuda mainan bersayap. Nabi yang melihatnya bertanya pada Aisyah. Lalu dijawab “Tidakkah engkau tahu bahwa kuda Sulaiman memiliki sayap ?” lantas bagaimana sikap Nabi ? Marah ? Nope. Nabi tertawa ...


Menurut beberapa riwayat Aisyah juga senang bernyanyi, namun yang dilantunkan adalah syair-syair Islami, bukan yang penuh dawai, full bass macam EDM, R&B, Hip Hop, Jazz dan lainnya atau atau lirik yang hmmm seram deh kalau dimaknai. Tidak demikian. Jadi syair yang 'Aisyah lantunkan isinya puji-pujian kepada Allah, makna hidup atau hikmah lainnya. 'Aisyah menyukai Syair Labid.


Aisyah juga masih sering main bersama teman-teman sebayanya saat kecil, mengundang saudara-saudaranya untuk syukuran dan lebih cenderung bersama Sahabatnya, Saudah binti Zam’ah setelah berumah tangga bersama Nabi. Aisyah sangat menyayangi Saudah karena kecintaan Saudah pada Aisyah, karena Nabi mencintai Aisyah. Ini konsep keren sih. Mencintai yang kamu cintai. Dawwam nih di hati keluarga Nabi. Asal nabi mencintai sesuatu, maka semua akan mencintainya juga. karena mereka berharap keberkahan dan pahala atas apa yang dilakukannya tersebut.


Adalagi namanya dzimmah, ini budaya Arab untuk memberikan perlindungan terhadap seseorang atau klan tertentu dimana jika orang yang diberikan perlindungan disakiti, dizholimi atau diperangi, maka sama saja mereka melakukan hal tersebut pada yang meberikan perlindungan. Sehingga yang memberi perlindungan akan membalas sesuai dengan apa yang dilakukan oleh penyerang. Sebaliknya, jika seseorang atau klan tersebut mengadakan perjanjian untuk tidak saling menyerang, maka sama saja hak dan tanggung jawabnya kepada orang yang memberi dzimmah. 


Rasulullah dan Abu Bakar sering memberi perlindungan terhadap utusan-utusan yang tidak memiliki tempat bernaung atau orang-orang yang lemah. Belajar dan langsung melihat dari tokohnya, jiwa 'Aisyah menjadi tidak egois, berempati tinggi dan sangat peduli terhadap sesama Muslim dan manusia pada umumnya secara hak asasi.


Hmm karena Rasulullah mengerti jiwa muda Aisyah dan unsur seni dalam diri Aisyah cukup tinggi, Rasulullah sering mengajak Aisyah nonton latihan pedang sahabat loh. Sambil melihat dari singkapan jendela rumahnya di sebelah Masjid Nabawi, Aisyah meletakkan dagunya di bahu Rasulullah dan menyandarkan dirinya sambil nobar. MaasyaaAllah. Jadi nobar dan back hug itu sudah dilakukan duluan ya gais sama rasulullah. Wkwk keren kan.


Rasulullah juga pernah mengajak Aisyah balapan lari. Dari penuturan Ibu kita, sewaktu muda badannya masih ringan, masih kurus gitu jadi beliau sering mengalahkan Rasulullah. Tapi seiring bertambahnya usia, badan beliau terasa lebih berat sehingga Rasulullah yang memenangkan lomba larinya. MaasyaaAllah, sebegininya Rasulullah pengen ngebahagiaian isterinya. Tidak mahal. Simpel. Namun memberi kenyamanan dan kebahagiaan hati dengan waktu dan pengertiannya.


Ada yang bilang, kalau seseorang sudah memberimu waktunya, sesungguhnya ia sudah memberikan segalanya. Gimana jombs, bener ga. Satu lagi nih yang sangat mahsyur dikalangan jomblowan dan jomblowati. Sekeren apapun seseorang tapi jarang disisinya akan kalah sama orang yang selalu siap siaga dan duluan. Gitu ngga ? yaa nilai sendiri aja setiap orang punya preferensi pribadi hehe.


Satu lagi nih yang selalu terngiang. Dapet dari salah satu kajian Ustadz Adi Hidayat. Ketika Rasulullah pulang berdakwah, cape, kadang luka-luka, biasanya Sayyidah Khadijah langsung menyambut, mendengarkan kekhawatiran dan cerita Rasulullah, membuatkan makan dan menemani istirahat Rasulullah, full serve gitu lah pokonya. Tapi kalau Sayyidah 'Aisyah jika rasullah saw pulang lalu bilang “Yaa Humairah, aku cape dari sana dan sini” Aisyah menjawab “Aku juga cape Yaa Rasulullah, habis ini dan itu” akhirnya Rasulullah lah yang memijiti dan mendengarkan cerita Aisyah wkwk. Kurang keren apa suami kaya gini. Bukan ngebandingin gais tapi ada twist point nya aja dan Rasulullah bisa memaklumi.


Di satu sisi Rasulullah juga sweet banget sih. Jadi beliau pernah menyampaikan ke Aisyah, yang intinya Yaa Humairah aku tahu gimana kalau kamu marah atau kamu lagi seneng. Aisyah bertanya lagi, “bagaimana ya rasulullah?” kalau kamu sedang senang maka yang terucap adalah “Demi Rabb Muhammad” sedangkan kalau lagi marah “Demi Rabb Ibrahim” Aisyah pun tersipu sekaligus senang bahwa Nabi memahami belaiu.


Jadi, meski usianya tidak muda, Rasulullah sangat mengerti Aisyah dan Aisyah pun sangat mencintai Rasulullah. Jauhnya rentang usia tidak menjadi aral melintang dalam rumah tangga mereka. Justru sering mengundang gelak tawa, mengandung hikmah, tak jarang menjadi penguji kesabaran juga sih. Tapi tafahhumnya luar biasa. Makanya sangat dipenuhi cinta dan bahagia. Tau kenapa bisa setafahhum (sepengertian) itu ? karena Allah gais landasannya. Jadi kalau mau mencinta, bawa Allah dan Rasul ikut serta dalam rasa, maka berkah akan terbawa dan surga kelak menyapa.


Dari Allah, kembalikan lagi ke Allah. Yang gini jangan cuma untuk masalah aja ya, cinta juga bisa. Biar balance. Kan dibilang ingatlah Allah diwaktu bahagiamu maka Allah akan mengingat dikala susahmu. Betul ? Next next~

 

'Aisyah Memilki Rasa Cemburu yang Besar

Bahas ini luar biasa sih. Jadi memang dalam diri manusia terdapat sifat cemburu. Biasanya dinisbatkan hanya pada perempuan. Tapi laki-laki juga bisa, ada yang parah juga kan haha, ngaku! *peace* 😂 Sifat ini bisa muncul karena cinta yang sangat besar atau keinginan untuk memiliki sepenuhnya atau rasa protektif dan posesif dalam konteks positif. Pokonya harus selalu aku yang duluan. Wkwk tapi realitanya kan ngga selalu demikian.


Hanya saja dibalik cemburunya Sayyidah 'Aisyah banyak hikmah yang turun. Jadi kalau kata Ustadz Khalid Basalamah bukan cemburunya yang ditiru tapi lihat dan ambil pelajaran yang muncul dari kecemburuan itu. Ya Sayyidah 'Aisyah mah cemburunya ngasilin hikmah, lah kalau kamu, kalau kita gimana ? haha. Jangan asal ngambek tanpa alasan jelas ya. Karena suami atau bapak kita bukan Rasulullah. Maka yakin deh gaakan direspon sebaik beliau. Makanya balik lagi, karena bukan Rasulullah, kita harus banyak antisipasi dalam berumah tangga atau dalam keluarga. Saling mengerti dan jangan egois. Coba sama-sama berkepala dingin supaya ada titik temu. Pelajaran banget untuk saya nih. Sama-sama belajar yaa...


Sayyidah 'Aisyah pernah cemburu pada Sayyidah Khadijah yang beliau tidak pernah bertemu dengannya langsung, atau cemburu Ummu Salamah dengan tragedi piring pecahnya. Pernah juga dengan Sayyidah Saudah karena beliau jago masak dan akhirnya ada tragedi khazirah di rumah Nabi. Ada juga tragedi madu dengan Sayyidah Hafshah anaknya Umar Al-Khaththab, bahkan Sayyidah Aisyah sendiri cemburu kepada Nabi atas ketaatan dan keutamaan beliau di sisi Allah. Haha.


Terhadap Sayyidah Khadijah, Sayyidah 'Aisyah cemburu karena Nabi sangat antusias kalau ada kerabat Khadijah dan membahas kebaikan-kebaikan serta kenangan beliau bersama Khadijah. Rasulullah juga sempat kaget dengan salam dari saudari Khadijah yang suaranya sangat mirip dan dikira Khadijah kembali. Pun ketika Qurban, Rasulullah saw membagikannya juga kepad kerabat Khadijah. Memang Khadijah memiliki tempat tersendiri di hati Rasulullah. Hal ini membuat Aisyah sangat cemburu.


Pernah beberapa perkataan terlontar dari Sayyidah 'Aisyah kepada Sayyidah Khadijah dan membuat Rasulullah sedikit marah. Sayyidah 'Aisyah pun tahu dirinya salah. Hingga terucap dari Rasulullah bahwa Sayyidah Khadijah adalah orang yang beriman dikala orang lain mendustakan, Khadijah adalah orang yang memberi harta di saat semua orang kikir dan Allah mengaruniai Khadijah anak. Kalau objektif, pembelaan Rasulullah ini adalah bentuk keadilan beliau. Beliau tidak terima kalau ada yang dzholim-terdzholimi.


Setelahnya Sayyidah 'Aisyah merenungkan tindakannya dan bertaubat kepada Allah. Nah di sini poinnya. Mungkin Sayyidah 'Aisyah cemburu, tapi ketika beliau tau tindakannya tidak tepat beliau merenunginya dan tidak mengulanginya lagi. Pun beliau sangat jujur ketika ditanya perihal apapun, meski terkait kesalahan beliau sendiri. Tabarakallah.


Tragedi pecahnya piring Ummu Salamah itu ketika Ummu Salamah mampir kerumah 'Aisyah dan membuatkan sepiring penuh makanan agar disantap Nabi bersama 'Aisyah. Namun Aisyah cemburu dengan kedatangan Ummu Salamah di hari giliran 'Aisyah. Beliaupun membanting piring tersebut sampai pecah. Dengan bijak Nabi berkata “Ibumu sedang cemburu”. Lalu piring Ummu Salamah yang pecah diganti dengan piring 'Aisyah dan makanan yang tumpah dikembalikan ke wadah baru dan tetap disantap bersama.


Tragedi Khazirah dengan Saudah binti Zam’ah sudah kita bahas ya di cerita sebelumnya, yang intinya Saudah binti Zam’ah menolak mencicipi masakan 'Aisyah, lalu 'Aisyah mencorengi wajahnya dengan adonan tersebut. Nabi menyuruh Saudah membalas hingga beliau tergelak tawa.


Tragedi madu Hafshah atau Zainab ini wkwk Subhanallah banget. Sampe Allah menurunkan ayat yang menegur para suami bahwa secinta apapun pada isterinya, perintah Allah tetap di atas semuaa. Jadi ga boleh mengharamkan apa yang Allah halalkan. Kurang lebih waktu itu Hafshah binti Ummar atau dalam penuturan lain adalah Zainab binti Jahsy (Ummul Mu’minin juga) dapat setoples madu dan keju, sehingga ketika Rasulullah datang Hafshah atau Zainab selalu menyuguhkannya. Nabi yang sangat suka madu jadi sering kan dateng ke rumah Hafshah atau Zainab. Cemburulah 'Aisyah. Beliau mulai bersekongkol nih sama Saudah. Kata Aisyah “Nanti kalau Nabi datang ke rumahmu bilang ya, ko’ mulutnya agak bau, abis makan apa ya Rasulullah ?”.


Hal yang sama disampaikan juga kepada isteri-isteri Rasulullah lainnya. Rasulullah menjawab tidak makan apapun kecuali madu dari Hafshah. Banyak yang bilang mulut Rasulullah berbau pohon Urfuth (Tanaman yang kurang sedap baunya) hingga Rasulullah percaya karena beberapa orang mengatakannya, lalu berniat tidak akan memakan madu lagi setelahnya. Setelah itu Allah menegur Rasulullah melalui QS. At-Tahrim 1-5


Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu ? Engkau ingin menyenangkan hati isteri-isterimu ? Dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang...”


Nah ini hikmahnya, dear para suami, jangan terbutakan oleh isteri ya. Sesayang apapun kamu terhadap isteri Allah tetap nomor satu. Membahagiakan isteri boleh banget, harus malah tapi jangan sampai crossing the rules. Banyak ko caranya, simpel juga, ya kamu lebih tau lah. Kalau ngga, tanya aja sama isteri sendiri hehehe, kadang daripada ngga ngerti, isteri itu lebih merasa dihargai kalau ditanya tentang bagaimana atau maunya gimana atau harus apa. Caranya dan momennya saja yang harus pas.

 

Berita Bohong dan Fitnah Keji Terhadap 'Aisyah

Meski pada masa Pra-Islam, tuduhan selingkuh itu bagi perempuan Arab sangat menjatuhkan harga dirinya. Sangat mencoreng nama baiknya, sampai-sampai Gurunda Saya pernah bilang kalau Hindun binti Uqbah kala masih dalam kejahiliyahannya pernah minta cerai dengan suaminya karena dituduh selingkuh. Akhirnya trust issue ini benar-benar membuat hindun bercerai dan setelahnya menikahi Abu Sufyan. Sekilas ya, intinya tuduhan semacam itu sangat besar dampaknya.


Kisah ini relate sama bunda kita, 'Aisyah. Ketika beliau menyertai perjalanan pembebasan dan misi dakwah Rasulullah dalam Perang Bani Musthaliq Sayyidah 'Aisyah kehilangan kalungnya, beliau terus mencari hingga pasukan Muslim juga banyak mencari. Kondisi kala itu pasukan berada di daerah yang minim air dan persediaan air juga sudah menipis. Banyak orang protes karena terlalu lama mencari kalung sedangkan mereka kekurangan air dan intinya harus melanjutkan perjalanan. Meski Nabi masih bersabar dan membantu Aisyah, namun Abu Bakar marah besar pada Puterinya karena menyusahkan Nabi dan Muslimin. Akhirnya perjalanan dilanjutkan.


Setelah Unta berdiri ternyata kalung tersebut ada di bawahnya. Orang-orang mengira Aisyah sudah naik ke tandunya karena beliau ringan jadi tidak kentara ada di dalam atau tidak. ternyata Aisyah ketinggalan rombongan. Beliau terduduk di tengah gurun. Hingga bertemu Shafwan bin Muaththal dan beristirja’ (innalillahi wa innailaihi raji’un) beliau mengenali sosok 'Aisyah karena sebelum ayat hijab turun beliau pernah melihat. Dengan adab yang sangat baik Shafwan membantu dan tahu bagaimana kehormatan Aisyah.


Shafwan membiarkan untanya menghapiri Aisyah sampai beliau menaikinya, lalu dari depan beliau menuntun untanya sampai tiba di Madinah. Kota gempar. Mulut-mulut tidak bertanggung jawab mencibir 'Aisyah dan Shawan tanpa tahu duduk perkara. Digosipkanlah 'Aisyah berselingkuh. 'Aisyah sebelumnya tidak tahu sampai Ibunya atau saudaranya yang lain memberitahu karena memang tidak terjadi apa-apa dan hemat beliau Shafwan sangat memperhatikan adab dan tahu betul bahwa 'Aisyah adalah Ummul Mu’minin. Keimanan Shafwan juga tidak mengizinkannya berpikir yang tidak baik.


Namun kencangnya badai gosip membuat 'Aisyah sedih dan Rasulullah beserta orang-orang Mu’min diuji. Satu bulan lamanya tidak ada perkembangan mengenai kasus ini. Aisyah tidak sanggup menemui Rasulullah karena tidak suka dengan dirinya yang sedang dicurigai, pun Rasulullah juga sedih karena tidak dapat berbuat sesuatupun sampai Allah yang bertindak.


Hingga Akhirnya Allah menurunkan QS. An-Nur 11-18. Delapan Ayat ini khusus untuk Bunda kita, 'Aisyah yang selama di rumah orang tuanya senantiasa menangis dan tidak mengharap bantuan, kecuali dari Rabb Semesta Alam. Allah membersihkan nama baik 'Aisyah, memuliakannya dan menjadikan peristiwa ini pelajaran bagi orang-orang setelahnya serta untuk membedakan orang-orang yang benar-benar beriman dan yang munafik.


Selain itu, turun juga Ayat Tayamum, sehingga kita sampai sekarang punya solusi untuk bersuci kalau kondisi air sedang krisis atau tidak memiliki air sama sekali. Tabarakallah.

 

Zuhud, Memiliki Rasa Malu Tinggi, Ahli Ibadah, Ahli Puasa, Ahli Sedekah dan Ahli Surga

'Aisyah hidup bersama bapaknya yang terkenal suka sedekah dan hidupnya zuhud meski harta ditangannya. Jadilah pribadi Aisyah sebagai perempuan yang meninggalkan kekayaan dunia dan menjadikan sederhana dan memilih tidak memiliki harta dunia sebagai life style.


Sangking zuhudnya, 'Aisyah mampu bertahan dengan aswaddan (kurma dan air) selama dua bulan. Karena tidak memiliki bahan makanan. Disebutkan pula bahwa 'Aisyah menyedekahkan 70.000 ribu dirham untuk Islam sedangkan beliau menambal outer dan baju-baju yang bolong. 'Aisyah juga sangat gemar berpuasa. Kebiasaan ini dilanjut sampai akhir hidup menjemput. Beliau tidak henti berpuasa kecuali saat haidh dan pada waktu-waktu diharamkan berpuasa, seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, serta hari Tasyriq. Sisanya tiada hari tanpa puasa. Bisa ? hehe itulah Bunda kita. Silahkan banget kalau mau ditiru. Puasa itu sangat baik untuk kesehatan.


Memang pada diri Ummahatul Mu’minin terdapat kecenderungan besar untuk taat dan rajin beribadah. Diatanra merekapun bersaing. Ga mau kalah. Tapi dalam kebaikan. Ini juga kan perintah Allah. Jadi keren lah. Kalau yang satu shaum, yang lain juga shaum, yang satu sedekah, yang lain juga, yang satu tahajud, yang lain juga sama. Sampai ada yang mengikat badannya di tiang dengan tali untuk solat malam sehingga kalau mulai mengantuk, tali tersebut akan menghentaknya. Namun ide ekstrim ini dilarang oleh Rasulullah karena dapat menyakiti diri sendiri.

 

'Aisyah Pemilik Tujuh Keunggulan dan Menjaga Diri, Serta Banyak Meriwayatkan Hadits Sepeninggal Rasulullah

Tujuh keunggulan ini adalah (1) Jibril membawa foto Aisyah didalam keranjang terbalut sutera hijau sebelum menikah dengan Nabi sebagai petunjuk dari Allah bahwa Aisyah adalah Isteri Nabi di dunia dan akhirat, (2) Satu-satunya Isteri Rasulullah yang dinikahi saat gadis adalah Aisyah, (3) Wahyu turun kepada Rasulullah saat beliau berada dalam selimut bersama Aisyah, (4) Aisyah dan bapaknya adalah orang yang sangat dicintai Rasulullah, (5) beberapa ayat Al-Qur’an turun karena tindakan dan peristiwa yang dialami Aisyah, (6) Aisyah pernah melihat jibril, (7) Rasulullah meninggal di rumah Aisyah dan dalam dekapannya.


Saat Rasulullah meninggal, 'Aisyah sedang mendapat giliran hari. Beliau menyiapkan siwak untuk Rasulullah dan mendekap Rasulullah hingga Izra’il menjemput meski sangat tidak kuasa layaknya Jibril yang memalingkan pandangannya. Sepeninggal Rasulullah 'Aisyah sangat banyak meriwayatkan hadits, meluruskan pandangan sahabat, mengajarkan ilmu kepada perempuan-perempuan maupun laki-laki yang bertanya, mengajarkan pengobatan dan lainnya. Ibadah-ibadah rutin beliau juga tak pernah lepas, justru makin “kencang sabuknya” dieratkan untuk lebih semangat ibadah.


Beberapa kali 'Aisyah ikut turun dalam peperangan, sebelum Rasulullah meninggal atau setelahnya. kadang beliau berkontribusi dengan memberi air minum dengan menimba dan memanggulnya sendiri, kadang juga dengan merawat mujahid-mujahid yang terluka bersama perempuan atau shahabiyah lainnya.


Pada 17 Ramadhan tahun 59 Hijriah Ibu kita, 'Aisyah binti Abu Bakr meninggal dunia dan dikebumikan di Baqi’ bersama isteri-isteri Rasulullah dan sahabiyah lainnya. Tabarakallah. Sungguh sarat hikmah dan pelajaran hidup Sayyidah 'Aisyah binti Abu Bakar. Tidak akan ada perempuan yang dapat menandingi beliau di sisi Allah, di hati Rasulullah atau terhadap dakwah Islam.


Alhamdulillah, mungkin sekian yang dapat kita ulas pekan ini. Sungguh kalau ingin mendetail tidak akan cukup satu seri buku. Apalagi beberapa halaman kata-kata yang banyak kurang dan tidak menyertakan semua kisahnya secara terperinci ini. 


Begitu mulia hidup Sayyidah Aisyah, semoga keselamatan dan kedamaian selalu menyelimuti beliau. Semoga secuil kisah ini dapat menjadi inspirasi dan contoh bagi muslimah secara khusus dan manusia pada umumnya. Percayalah, hikmahnya tetap sesuai sampai saat ini dan kedepan. Ingat karakter dan zaman yang berpola ? nah pelajaran ini sangat tepat untuk bahan refleksi dan diambil strategi baiknya untuk bersikap.


Terima kasih pembaca setia sudah membaca sampai akhir, semoga bermanfaat, semoga teman-teman fillah juga sehat selalu dan dalam lindungan Allah. Kurang lebihnya mohon maaf, kalau ada kritik, saran dan koreksi boleh banget tulis di kolom komentar atau kontak personal. Jazakumullah khairan katsiran. Wassalamu’alaykum wr.wb

Salam,

Nadya

Komentar