Apa “Dia”
itu orang yang Saya suka ? Iya, kamu juga suka. Pasti suka deh kalau udah tau
mah.
Sosok
keren idaman semua perempuan, bahkan laki-laki juga.
Gaada
satu orangpun yang sudah tahu dan mengenal tentang ”dia”, sifatnya,
kebaikannya, kisah hidupnya yang gaakan suka, bahkan saya dapat katakan jatuh
cinta padanya meski kita belum pernah bertatap muka. Hanya dengan mencintai ”dia”,
kita dapat pahala. Kita bisa jadi orang yang mulia karena tinggi akhlaqnya.
Bahkan Tuhan kita, iya kita, kamu dan Saya, memberikan posisi spesial
tersendiri untuk ”dia”.
Merupakan
suatu anjuran juga untuk merawat dan menurunkan kecintaan padanya ke-anak
keturunan kelak. Siapa sih “dia” ? Sebenarnya banyak banget testimoni dari
orang-orang keren tentang “dia”. Supaya lebih tergambar gimana “dia” dan supaya
objektif, kita ambil penuturan dari orang yang dulu benci banget sama “dia”. Tapi
karena sebuah pertemuan, penjelasan dan tuturnya yang lembut justru berbalik
rasa dari benci jadi suka yang tidak hanya sekadar, bahkan melampauinya,
kemudian jadi cinta, meski tetap levelnya di bawah cinta pada Rabb Semesta. Menariknya,
cinta sama “dia” ini akhirnya menuntun banyak manusia untuk menemukan cinta
yang sebenarnya, yaitu pada Allah yang Esa.
Shafiyyah
binti Huyai Al-Akhtab, putri pemimpin Yahudi Bani Nadhir yang berasal dari Khaibar sangat
membenci “dia” karena tragedi yang menimpa seluruh keluarganya, meski kejadian
itu karena konspirasi dan ulah jahat Bapak, Paman dan Saudaranya sendiri.
“Suatu ketika “dia” pernah bertanya kepadaku
mengenai warna hijau yang ada di kedua mataku. Aku menjawab kalau aku pernah
mengatakan pada suamiku bahwa aku bermimpi seakan bulan jatuh ke dalam kamarku.
Lalu suamiku memukulku. Saat itu tidak ada seorangpun yang lebih aku benci dari
“dia”. Kemudian “dia” menjelaskan kepadaku tentang kejadian itu hingga
kebencian hilang dariku”.
Seorang
penulis legendaris, Michael H. Hart mengatakan bahwa ada dua hal yang menjadi
pegangan dalam memutuskan bahwa Tokoh berpengaruh nomor satu di dunia adalah
“dia”. Pertama, karena “dia” memainkan peran sebagai penyebar utama teologi
keislaman. Kedua, karena “dia” juga bertanggung jawab atas pokok-pokok, etika
dan moral masyarakatnya. Dari hasil kaderisasinya lahir karakter-karakter
berpengaruh besar lainnya.
Sarat
akan wibawa, dicintai kaumnya, dijunjung oleh yang datang bersama maupun
setelahnya, yang sudah bertemu atau merindukan pertemuan dengannya, lantas
siapakah “dia”? Dia jugalah orang yang memperjuangkan revolusi dan emansipasi
perempuan yang langsung datang dari Tuhan tanpa sedikitpun mencurangi karena
sudah ditinggikan. Yap, dialah Muhammad bin Abdullah sang utusan, yang selalu
didoakan dengan gelar SAW (Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam; semoga keselamatan
dilimpahkan kepadanya).
Beberapa
tahun lalu setelah melakukan mini-survei, Saya pernah berjanji akan membuat
konten tentang perempuan-perempuan inspiratif sahabat Rasulullah. Nah, sebelum
kesana, akan lebih afdhal jika kita mengenal dahulu siapa orang yang
mengarahkan sahabiyah-sahabiyah ini sehingga terbangun jiwa taat yang semerbak
harum namanya meski berabad ditinggal mati raga.
Yuk
langsung simak beberapa fakta menarik pada diri Nabi kita, Muhammad saw.
Tak
kenal maka Ta’aruf –Kenalan– bagaimana
bisa suka kalau tak kenal, bagaimana bisa cinta kalau tak suka. Bagaimana bisa suka kalau tak tau. Okay, pertama
kita coba deskripsikan bagaimana sosok Muhammad saw yang rasanya sangat
dielukan dan didambakan ini. Oppa korea ? jauuuhh. Leonardo Di Caprio ? lewat.
Ketampanan Yusuf ‘Alaihissalam yang pesonanya membuat perempuan-perempuan Mesir
sampai mengiris tangannya sendiri alih-alih mengupas buah ditangannya saja bisa
terlampaui oleh Muhammad saw.
Secara fisik, beliau tidak tinggi dan tidak pendek. Tidak gemuk dan tidak kurus. Tampak bugar
dan berotot. Rambutnya hitam sedikit bergelombang terurus rapi sampai diujung
telinga atau pundak. Memiliki dahi yang lebar dan rata. Alisnya tebal dan sangat
hitam. Memiliki bola mata yang sangat hitam dan bagian putihnya sangat putih.
Tatapan
matanya tajam. Bulu matanya sangat hitam seperti memakai celak. Hidungnya
mancung, berjenggot lebat tapi teratur dan rapih, serta berkumis. Memiliki gigi
yang jarang dan ada yang patah karena terkena rantai topi besi yang patah
dihantam tombak saat perang Uhud. Warna kulitnya terang dan jernih.
Cara
berjalannya seperti orang berjalan di dataran menurun (tidak mendongak dan
congkak, namun cenderung menunduk seperti berjalan di turunan). Kalau berbicara
sering mengulang pembicaraannya. Tutur katanya tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat. Menggunakan bahasa atau dialek dan kadar pemahaman sesuai
dengan orang yang diajak bicara. Saat tertawa tidak terbahak-bahak dan sering
tersenyum. Siapa yang memandangnya akan terpikat, siapa yang sering bersamanya
akan makin cinta.
Namun
sosok mulia ini tidak untuk digambarkan, tidak untuk dilukiskan. Tidak boleh.
Khawatir akan menjadi ujian atau fitnah
bagi pengikutnya yang justru salah arah karena hanya mendambakan rupanya saja,
bukan kepada seruan utama dan kepada siapa sosok ini menyeru. Sehingga akan
menjadi pemberat dan beban bagi Rasulullah saw.
Lalu bagaimana lika-liku, suka-duka, manis-getir yang pernah dialami Rasulullah saw ? Ok here we go!
Tidak Merasakan Kasih Bapak
Beberapa
riwayat yang kuat mengatakan bahwa Muhammad saw telah ditinggal meninggal
bapaknya sejak masih di dalam kandungan Aminah, Ibundanya. Dari beberapa buku,
diceritakan langsung oleh Aminah bahwa sepeninggal suaminya, ia telah menjanda
dengan kondisi mengandung. Bahkan sedari janin, Muhammad saw tidak merasakan
hadirnya sosok Bapak bagi dirinya.
Setelah
lahir, Aminah mengikuti tradisi Makkah dimana anak bayi akan disusukan kepada
perempuan lain dan di bawa ke tempat yang lebih sejuk, lebih kondusif dan masih
terjaga nilai-nilai, budaya maupun kemurnian bahasanya. Setelah beberapa tahun
di bani Asa’d atau As-Sa’diyah, pengasuhan Muhammad diminta oleh kakeknya,
Abdul Muthallib, tidak lama kakeknya meninggal saat usianya masih remaja dan
pengasuhan diserahkan pada Abu Thalib, pamannya.
Tidakkah kalian merasakan suatu kepedihan atas jiwa seorang anak ? tidak tahu bagaimana sosok ayahnya, digilirkan dari satu pengasuhan ke pengasuhan yang lain. Sehingga, Muhammad saw menganjurkan kita agar berbaik hati dan tidak menghardik anak yatim. Karena beliau pernah merasakan bagaimana sedihnya dan ada kekosongan padanya. Namun Allah langsung yang menjaga, menjamin dan menyayangi diri beliau melebihi kasih siapapun, berlipat-lipat.
Dibersihkan Hatinya DUA KALI oleh Malaikat
dari Dosa dan Keburukan
Saat
tinggal bersama Ibu susuan, Halimah As-Sa’diyah, Muhammad saw kecil pernah
ditahan oleh malaikat, dinaikkan ke atas batu, dibelah dadanya dan diambil
hatinya kemudian dicuci dengan air yang berasal dari mata air surga. Teman-teman
mainnya yang sangat ketakutan melihat peristiwa tersebut mengadukan pada
Halimah, hingga Halimah mengkhawatirkan kondisi Muhammad saw dan peristiwa ini
yang menjadi musabab dikembalikannya Muhammad saw pada ibunya dan diasuh oleh
Kakeknya.
Dari
peristiwa ini, kita sudah diberikan clue bahwa
Muhammad saw memiliki kespesialan tersendiri karena tidak lagi memiliki
penyakit hati dan kenakalan seperti yang manusia miliki pada umumnya. Allah
telah menetapkan bahwa terdapat dosa pada setiap anak-cucu Adam. Ini mutlak.
Pasti demikian. Namun selalu ada pengecualian dan itu hanya bagi Muhammad saw,
sang utusan.
Pembersihan kedua adalah ketika Isra’ Mi’raj pada tahun Amul Huzni atau Tahun Dukacita. Tidak hanya ditinggal oleh Bapak dan Kakeknya saja, namun di tahun yang berdekatan Muhammad saw ditinggal oleh Istri pertama dan satu-satunya (Sepeninggal Khadijah baru Rasulullah menikah beberapa kali, untuk mengangkat derajat, memerdekakan atau menaungi janda yang suaminya meninggal).
Khadijah adalah sosok yang
sangat luar biasa mensupport perjuangannya dan mencintai apapun yang Muhammad
cintai. Beliau juga ditinggalkan oleh Paman yang melindungi dari kejamnya siksa
kaumnya sendiri meski mereka sudah tahu kemuliaan akhlak, kesucian keturunan
sampai sifat yang tidak ada celah padanya.
Di tahun duka ini beliau mengalami kesedihan tiada kira. Namun Allah menghiburnya dengan memperjalankan dari Makkah (Masjidil Haram) ke Palestina (Masjidil Aqsa) hanya dengan satu malam. menaiki setiap tangga dan pintu langit, bertemu Allah Azza wa Jalla dan melihat langsung surga-neraka. Dalam peristiwa ini hati Rasulullah kembali dikuatkan dan dibersihkan untuk menghadapi perjuangan terjal selanjutnya.
Pekerja Keras, Berbudi Tinggi, Jujur dan Dialah yang Berjuluk “Sang Terpercaya” (Al-Amin)
Sejak
kecil Rasulullah sudah dilatih kepemimpinannya dan diberikan kepercayaan serta
tanggung jawab untuk menggembala binatang ternak. Ketika beranjak dewasa beliau
mulai merambah bisnis. Mendengar profil pengusaha luar biasa, seorang perempuan
mulia bernama Khadijah binti Khuwailid yang seprofesi namun lebih sukses dan
unggul dari segi harta kekayaan (karena perempuan ini bener-bener tajir
melintir men!) akhirnya Muhammad di hire atau
direkrut dan diberi kepercayaan untuk mengelola bisnisnya di luar negeri.
Diberangkatkan bersama asisten pribadi (laki-laki) Khadijah yang bernama
Maysaroh, Muhammad menjalankan semua sesuai dengan amanah Khadijah. Namun ada
strategi bisnis yang dilakukan atas inisiatifnya sendiri.
Beliau
menjual semua barang dari dalam negeri dengan profit (keuntungan) yang sangat
besar, kemudian membeli barang dari luar negeri (Damaskus dan Syiria) untuk
kemudian dijual lagi di dalam negeri sehingga mendapat profit berkali-kali
lipat.
Khadijah
tertegun. Tidak pernah sebelumnya ia menemukan karakter pemuda yang demikian.
Biasanya kebanyakan dari mereka mengantongi beberapa untuk dirinya sendiri atau
mencurangi bisnis Khadijah. Hal ini diketahui ketika Khadijah melakukan Audit
personal atas bisnisnya dalam periode tesebut. (wah parah sih ini. Pas tahu
kalau Khadijah ngaudit, Saya makin suka sama sosok Khadijah. Kurang apa coba.
Bijak, Berkarakter, Keibuan, Pinter, Tajir melintir. maasyaaAllah, Tabarakallah
Ummii... wkwk ngaku-ngaku, gpp ko memang beliau itu ibunya orang-orang mu’min.
Kalau kamu mu’min, berarti Khadijah juga Ibumu. Proud of Her!).
Dari
sini muncul ketertarikan Khadijah terhadap Muhammad saw. Ditambah “kibasan”
angin segar yang dihembus asisten pribadinya yang sudah melihat langsung akhlaq baik Muhammad saw sepulang safar ke Khadijah. Namun girls, Khadijah ngga nembak. Ngga gombalin Muhammad. Beliau itu
sangat terhormat hingga akhirnya melalui kerabat yang jatuhnya masih bibi
Muhammad, yaitu Nafisah, Nafisah hanya bertanya kenapa Muhammad belum menikah.
Nafisah bilang, kalau ada perempuan cantik, kaya dan mau sama Muhammad apakah Muhammad akan menikah ? Rasulullah tanya siapa itu orangnya ? diberi tahulah bahwa dia adalah Khadijah. Disini kalau Muhammad saw tidak suka, maka pasti diabaikan atau ditolak. Tapi Muhammad saw muda juga tau kemuliaan perempuan yang bergelar Ath-Thahirah (Perempuan Suci) meski sebelum masuknya Islam. Maka dari itu Muhammad saw bilang ke Pamannya untuk dilamarkan Khadijah. Singkat cerita, mereka pun menikah. (Nanti kita bahas lanjutannya langsung di kisah Ummi kita ini yaaa haha).
Bersifat dan Bersikap Lembut tapi Tegas
Rasulullah
memang lembut. Namun lembutnya itu bukan berarti beliau lemah hati. Tidak bisa
keras, tidak bisa marah atau tidak tegas. Tentu bisa. Namun bedanya sama kita,
Rasulullah itu marahnya karena aturan Allah dilanggar atau kita mendzhalimi dan
mengambil hak orang lain dengan bar-bar.
Kadang,
meski hati beliau disakiti, namun itu lebih ke personal beliau, masih pada
taraf yang beliau bisa memaklumi, maka beliau lebih suka memaafkan. Saya
terkesima dengan kisah saat Rasulullah dan anak angkatnya Zaid bin Haritsah
pergi ke Thaif lalu penduduknya mencaci dan melempar batu sampai terlihat darah
mengalir dari pelipisnya. Malaikat sampai marah dengan kejadian itu. Kata
malaikat Rasulullah tinggal perintah aja, maka penduduknya akan dihimpit dengan
gunung yang dibawah pengawasan malaikat tersebut.
Namun
dengan sabar beliau hanya berkata “jangan, sesungguhnya mereka orang yang tidak
tahu”. #mbless, isn’t it’s time for your heart to melt gais ? baik banget weh.
Udah dimaafin, didoain lagi. Beliau bilang semoga dari sulbi-sulbi masyarakat
Thaif lahir pejuang yang akan membela agama ini kelak. Dan itu jadi kenyataan
beberapa waktu kedepannya. Cuma semudah itu aja bagi beliau untuk memaafkan
selagi urusannya hanya pada diri beliau.
Kepada
sahabat-sahabatnya, rasulullah ini sangat baik, mencintai dan dicintai
sahabatnya. Kepada keluarganya beliau ini sebaik-baik keluarga bagi mereka. Dari
penuturan Ibu kita juga, ‘Aisyah binti Abu Bakar yang ketika itu sedang
lempar-lemparan tepung atau main corengan di muka pakai adonan sama Saudah binti
Zam’ah, tidak lama Ummar Al-Khaththab ketuk pintu. Seketika mereka kaget, takut
dan langsung membersihkan diri, terus ngumpet. Rasulullah terkekeh ngeliat
mereka.
Umar masuk ke rumah Rasulullah setelah dipersilahkan. Kemudian Umar nanya, kenapa beliau
ketawa. Dijelaskanlah begini dan begitu. Abis itu Umar marah wkwk. Intinya
bisa-bisanya ‘Aisyah dan Saudah lebih takut sama Umar daripada sama Rasulullah.
Dari balik tirai ‘Aisyah bilang “Rasulullah itu lembut, sedangkan engkau wahai Umar
berperangai kasar” haha.
Lalu tegasnya dimana ? ketika berperang, ketika urusan kaum muslim “direcoki” oleh penjahat-penjahat negara di Makkah kala itu, atau tetangganya dari kalangan Yahudi dan jazirah Arab lainnya, Rasulullah sigap dan memperbolehkan sahabat untuk hijrah. Ketika ada konspirasi yang mengancam eksistensi kehidupan Muslimin keseluruhan, beliau tidak segan mengambil tindakan hukuman mati bagi Yahudi ataupun dari Bani lain. Ketika aturan Allah diturunkan, meski Rasulullah menjadi segan karena sedikit berat untuk dirinya menyampaikan, khawatir orang lain tersinggung, karena memang sifat ga enakannya Rasulullah sebenarnya tinggi tapi karena itu hukum Allah maka harus dijalankan. Berprinsip bukan ? itulah Rasulullah.
Panutan yang Tidak Segan Menerima Masukan
Di beberapa kesempatan, terutama penentuan strategi perang, beliau pernah memancing sahabat dengan suatu keputusan. Namun sahabat bertanya, apakah itu dari Allah atau hanya keputusan pribadi Rasulullah. Karena hanya dari pribadi beliau akhirnya Sahabat menyampaikan pendapatnya. Tidak segan karena memang pendapatnya baik, Rasulullahpun menerapkannya.
Beberapa kondisi ini terjadi saat ada pendapat dari Salman Al-Farisi terkait penggalian parit yang biasa dilakukan kaum Persi, Ummu Salamah dengan usulnya agar Rasulullah langsung bertahalul dan memotong binatang kurban tanpa berucap sepatah katapun, Sa’d bin Mu’adz dengan keputusannya menghukum mati penjahat dari kaum Yahudi Quraizhah, Abu Bakar dengan pendapatnya untuk mengambil tebusan bagi tawanan perang Badr meski akhirnya Allah membenarkan pendapat Umar bahwa seharusnya tawanan perang itu dibunuh dan tidak layak bagi Nabi untuk menerima tebusan. Dan banyak lainnya. Toleran betul Nabi kita ini kan ? padahal Pemimpin tertinggi.
Tidak Membedakan Kedudukan Karena Alasan
Laki-laki atau Perempuan
Rasulullah tidak pernah melarang perempuan berprofesi. Banyak perempuan yang berbisnis di zaman Rasulullah. Ketika ada perempuan yang bertanya, tidak pernah Rasulullah mendiskriminasi dirinya dan tidak menjawab pertanyaannya. Bahkan, banyak pahlawan perang dari kalangan perempuan.
Karena support Rasulullah, semangat
pendidikan perempuan semakin tinggi. “Diwajibkan atas setiap muslim untuk
menuntut ilmu” hadits ini menanamkan kecintaan perempuan untuk mendalami lautan
keilmuan. Rufaidah Al-Islami merupakan perawat pertama dalam islam yang
bertugas saat perang-perang zaman beliau. Khadijah binti Khuwailid adalah
pengusaha besar. Ummu Umarah atau Nusaibah binti Ka’b adalah Perempuan tangguh
yang kiprahnya dan keberaniannya tidak diragukan dalam kancah peperangan.
Demikian halnya dengan lelaki. Banyak pendekar, pemanah, penunggang kuda, penghafal Al-Qur’an dan hadits, Sekretaris wahyu, pengerajin bahkan sampai petani maupun peternak yang sangat handal terlahir atas inspirasi dan bakat-bakat yang Rasulullah temukan pada diri-diri mereka. Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib yang tajam akan ilmu pengetahuan sering diamanahi sebagai Qadi atau hakim untuk memutus perkara masyarakat. Sa’d bin Abi Waqqash sangat handal dalam archery atau panahan. Atau Khalid bin Walid yang telah menaklukkan banyak negara sehingga mereka membebaskan diri dari penyembahan kepada sesama makhluk hingga akhirnya tunduk pada Tuhan yang Esa, terpaksa atau sukarela.
Yap,
sangat-sangat-sangat panjang kalau cerita tentang “Dia” shalallahu ‘alaihi wa
salam, idaman semua orang, panutan seluruh alam. Tidak cukup lembar terbatas
untuk menceritakan kisahnya dan sifatnya yang sangat mulia. Intinya, tidak akan
cinta kalau tidak suka, tidak akan suka kalau tidak kenal. Tidak akan kenal
kalau tidak tau. Maka tahap pertama yang harus kamu lalui untuk menyelami
kecintaan pada sosok yang satu ini adalah tau dulu.
Allah
bilang di ayat pertama yang turun “Iqra’” atau bacalah. So, banyakin baca
tentang biografi beliau atau tokoh-tokoh yang terinspirasi dari beliau. Semakin
kita dekati berkas-berkas cahaya Rasulullah saw yang berasal dari Rabbnya, maka
akan semakin dekat kita pada cahaya tersebut. Merupkan suatu keniscayaan bahwa
orang yang dekat dengan cahaya, maka akan terbias atau terpantul cahaya itu
sendiri, sehingga ia pun akan bercahaya.
Ok, terima kasih banyak pembaca-pembaca sekalian yang baik hatinya sudah bertahan dan membaca sampai habis. Semoga ada manfaat yang tersangkut atau dapat diambil dari tulisan ini. Kekurangannya mutlak dari diri yang faqir ini dan hanya berharap kebaikan dari Dia yang Maha Baik, sekaligus Dia yang Maha Penyayang. See ya at the next post! Stay Safe, Stay Health and Stay Cool, Sisters and brother fillah
Komentar
Posting Komentar