Pagi tadi fajar merekah
Sinarnya memancar
Jauh menembus pagar alam
Erat mendekap bumi
Perpaduan jingga menyeruak
Menggantikan sendunya gumpal awan
Bersambut meriah suara jago
Mengabarkan pagi datang
Teringat
Tatkala langit bertitah
Tak sanggup mengambil amanah
Hingga sepenuhnya ia berserah, pasrah
Teringat
Tatkala langit bertitah
Biarkan mereka mengemban
Memikul beban bak angkara murka
Terbesit resah
Aduhai takkan sanggup
Hati berbisik syahdu
Sudah, waktu yang menjawab
Rabb yang menimbang
Dalam sunyi jalan
Menolak riuh metropolitan
Mencari oase ketenangan
Di sepanjang jalan, tak di temukan
Saat tak dicari, menghampiri
Membalut luka nestapa
Hingga tiada disadari
Duka berganti bahagia, semarak euforia
Dipikir ulang
Terus ditimbang
Sungguh nyaman
Tiada tara indah berkawan
Dipikir ulang
Terus ditimbang
Bertanya pada waktu
Apakah hanya sebatas tamu
Kenyataan menampar
Menggebrak buaian khayal
Tersadar akan tiada benar
Hanya batas jalanan terjal
Kini semakin menghayati
Raga berikhtiar
Biar hati yang tawakkal
Mengokohkan pondasi kuat mengakar
Kini sadar telah kembali
Meluruskan yang terjadi
Menyehatkan yang sakit
Meluaskan yang terhimpit
Untuk setiap euforia fana
Untuk setiap dosa yang tak terkira
Untuk setiap mata yang berkata
Untuk setiap harap yang tak terjaga
Menatap sinar fajar
Berbisik lembut
Kau saja yang menatar
Mengembalikan rindu seperti yang disebut
Cukup
Sebatas mengetahui
Sebatas mengalami
Tiada kata melampaui
Cukup
Hingga suratan terbuka
Hingga malam menyapa
Hingga fajar kembali tertawa
Sabtu, 11 November 2017
19:20 WIB
Diatas kereta Bogor-Angke
Sinarnya memancar
Jauh menembus pagar alam
Erat mendekap bumi
Perpaduan jingga menyeruak
Menggantikan sendunya gumpal awan
Bersambut meriah suara jago
Mengabarkan pagi datang
Teringat
Tatkala langit bertitah
Tak sanggup mengambil amanah
Hingga sepenuhnya ia berserah, pasrah
Teringat
Tatkala langit bertitah
Biarkan mereka mengemban
Memikul beban bak angkara murka
Terbesit resah
Aduhai takkan sanggup
Hati berbisik syahdu
Sudah, waktu yang menjawab
Rabb yang menimbang
Dalam sunyi jalan
Menolak riuh metropolitan
Mencari oase ketenangan
Di sepanjang jalan, tak di temukan
Saat tak dicari, menghampiri
Membalut luka nestapa
Hingga tiada disadari
Duka berganti bahagia, semarak euforia
Dipikir ulang
Terus ditimbang
Sungguh nyaman
Tiada tara indah berkawan
Dipikir ulang
Terus ditimbang
Bertanya pada waktu
Apakah hanya sebatas tamu
Kenyataan menampar
Menggebrak buaian khayal
Tersadar akan tiada benar
Hanya batas jalanan terjal
Kini semakin menghayati
Raga berikhtiar
Biar hati yang tawakkal
Mengokohkan pondasi kuat mengakar
Kini sadar telah kembali
Meluruskan yang terjadi
Menyehatkan yang sakit
Meluaskan yang terhimpit
Untuk setiap euforia fana
Untuk setiap dosa yang tak terkira
Untuk setiap mata yang berkata
Untuk setiap harap yang tak terjaga
Menatap sinar fajar
Berbisik lembut
Kau saja yang menatar
Mengembalikan rindu seperti yang disebut
Cukup
Sebatas mengetahui
Sebatas mengalami
Tiada kata melampaui
Cukup
Hingga suratan terbuka
Hingga malam menyapa
Hingga fajar kembali tertawa
Sabtu, 11 November 2017
19:20 WIB
Diatas kereta Bogor-Angke
Komentar
Posting Komentar